Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran siswa sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator,
oleh karena itu siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya kemampuan
dan keberanian siswa untuk bertanya kepada guru atau teman mengenai materi pelajaran yang
belum dipahami dengan baik, kemampuan mengerjakan tugas, mempresentasikan tugas atau
proyek tertentu, partisipasi aktif ketika berdiskusi atau proses pemecahan masalah, dan
sejenisnya (Prasetyo & Abduh, 2021). Dengan keaktifan siswa, maka hasil belajar mereka
berpotensi mengalami peningkatan (Nugroho & Nugroho, 2016).
Selama ini guru lebih nyaman menggunakan model pembelajaran konvensional yang
monoton, sehingga siswa tidak tertarik dan bosan ketika mengikuti proses pembelajaran. Hal
inilah yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa. Pada saat proses pembelajaran teori,
siswa kurang semangat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut
disebabkan karena materi yang disampaikan oleh guru kurang dapat diterima secara maksimal
oleh guru, sehingga akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik
di SMK Muhammadiyah 1 Cilacap masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari banyaknya
siswa yang hasil belajarnya kurang dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yaitu 70 pada
materi jurnal penyesuaian. Upaya untuk meningkatkan keaktifan dapat dilakukan melalui
beberapa hal, diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran. Terdapat berbagai
macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran problem based
learning..
Menurut Darmadi (2017) mengemukakan bahwa “pembelajaran berbasis masalah
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar”. Dalam model pembelajaran problem based learning
ini siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga akan menumbuhkan keaktifan
dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran problem based learning pada kompetensi
jurnal penyesuaian dirasa tepat, karena pada model pembelajaran ini menggunakan masalah
yang nyata sebagai bahan pembelajaran. Siswa akan memecahkan masalah tersebut secara
individu atau kelompok sehingga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar. Dengan
meningkatnya keaktifan memungkinkan memberikan dampak positif pada keberhasilan belajar
(Wardan, 2014). Menurut Mustaji dan Arthana (2005) Kelebihan penggunaan pembelajaran
berdasarkan masalah adalah 1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka
sendiri menemukan konsep tersebut. 2) Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan
menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
Hal baik dari kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning yang pertama yaitu meningkatkan keaktifan siswa. Pada saat inovasi
pembelajaran berlangsung, siswa lebih aktif dan interaktif sehingga memberikan pemahaman
konsep yang lebih mendalam kepada siswa. Hal baik yang kedua yaitu peningkatan
kemampuan analisis. Pada saat diskusi kelompok dapat membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan analisis mereka melalui pemecahan masalah materi pencatatan
transaksi ke dalam jurnal penyesuaian Selama proses pembelajaran saya mengalami kendala
yaitu pertama pemahaman setiap siswa berbeda-beda terhadap materi yang diberikan sehingga
waktu yang diperlukan setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas diskusi juga berbeda-beda.
Dan yang kedua ada siswa yang kurang percaya diri saat berbicara di depan kelas atau saat
presentasi.
Pembahasan
Selama proses pembelajaran, menerapkan sintak-sintak yang ada dalam model
pembelajaran problem based Learning. Terdapat lima sintak yang harus dilaksanakan dalam
model pembelajaran PBL yang pertama orientasi pada masalah dengan menayangkan video
mengenai permasalahan jurnal penyesuaian di slide power point. Yang kedua guru
mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok. Sintak yang ketiga guru membimbing
penyelidikan indivdu maupun kelompok dimana guru berkeliling memandu kegiatan diskusi
siswa. Sintak yang keempat siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya melalui tugas
presentasi hasil diskusi. Guru memberikan tanggapan atau apresisai terhadap siswa yang
melakukan presentasi. Dan sintak yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Setelah melakukan sintak-sintak tersebut dalam proses pembelajaran,
peserta didik menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dalam memahami dan menyelesaikan
masalah mengenai materi pencatatan transaksi ke dalam jurnal penyesuaian.
Solusi untuk mengatasi tantangan yaitu membuat bahan ajar yang menarik dan siswa
dapat mengaksesnya dimanapun dan kapanpun sehingga siswa dapat belajar sebelum
pembelajaran dimulai dan diharapkan siswa lebih memahami akan materi jurnal penyesuaian.
Kedua melakukan pendampingan saat diskusi, memberikan pertanyaan pemantik dan reward
dalam bentuk pujian serta memberikan motivasi dan panduan kepada siswa sebelum mereka
melakukan presentasi.
.
Hasilnya memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu siswa lebih terlibat aktif.
Hal tersebut terlihat dari siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya ketika diberi
pertanyaan oleh guru. Dan siswa juga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi
jurnal penyesuaian. Hasil belajar siswa juga bagus. Hal ini dapat dilihat dari hasil Post test
siswa dimana sudah 85% siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Hal ini sudah mengalami
kenaikan sebesar 45% dari hasil pre tes karena hasil pretes menunjukkan sebanyak 8 siswa
atau 40% yang sudah mendapatkan nilai diatas KKM. Respon siswa terhadap model
pembelajaran ini juga positif, dimana mereka jarang sekali yang mengobrol sendiri atau bahkan
mengantuk pada saat proses pembelajaran. Bahkan ada siswa yang ketagihan menggunakan
aplikasi Quiziz pada saat pre tes dan post test karena menurut mereka dengan aplikasi Quiziz
lebih menarik daripada mengerjakan soal melalui kertas.
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran problem based learning mengakibatkan pembelajaran
aktif dan berpusat pada siswa sehingga pemahaman siswa meningkat dan hasil belajarnya juga
meningkat.
Daftar Pustaka
Fitri Sulastri, Marlina. 2016. Penerapan Strategi Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakata.
Nafiah., Y., & Suyanto., W. (2014). Penerapan Model Problem-Based Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa. UNY: Jurnal
Pendidika

275 Responses

Tinggalkan Balasan