SMK Muhammadiyah 1 Cilacap merupakan satu-satunya SMK industri yang berbasis revolusi 4.0 di Kotip Cilacap. Sekolah ini merintis penggunaan teknologi dalam setiap kegiatan pembelajarannya, bahkan smartroom sudah tersedia dengan fasilitas koneksi internet, beberapa televisi android, dan smartboard. Hal tersebut sesuai dengan konsep TPACK yang gencar dicanangkan dalam pembelajaran, TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) merupakan pembelajaran yang menggunakan penerapan gabungan sistem pendidikan yang mengedepankan teknologi dan aplikasi (konten) tertentu dalam pembelajaran.
Penulis merupakan guru mata pelajaran Bahasa Jawa yang sedang berusaha mengoptimalisasi minat dan hasil pembelajaran Bahasa Jawa di SMK Muhammadiyah 1 Cilacap. Menurut penulis, meskipun mata pelajaran normatif ini telah diberikan sejak jenjang SD hingga SMA/SMK namun minat dan hasil belajar peserta didik masih sebatas tuntas dengan nilai minimal. Materi bahasa Jawa yang bersifat normatif, membentuk rasa bosan sehingga motivasi peserta didik untuk mempelajarinya rendah. Penulis berpendapat, materi yang dianggap peserta didik tertinggal zaman bila diterapkan dengan strategi pembelajaran tertentu akan lebih menarik minat peserta didik dalam pembelajara Bahasa Jawa. Hal tersebut menjadi latar belakang penulis untuk melakukan beberapa inovasi dalam pembelajaran. Pengimplementasian tersebut dilakukan dengan melakukan beberapa inovasi berbasis teknologi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan pada penyampaian materi Pawarta tanggal 14 dan 31 Oktober 2022.
Sehubungan dengan hal tersebut, pembelajaran inovasi yang telah dilakukan penulis adalah dengan pemanfaatan teknologi dalam hal penggunaan media power point, laman kahoot.it, dan papan padlet di smartroom SMK Muhammadiyah 1 Cilacap. Media power point dibuat dengan desain dan grafik-grafik yang telah disesuaikan dengan materi Pawarta. Pada power point materi pawarta tersebut juga sudah tersemat contoh-contoh teks dan video pawarta. Penulis merancang kuis interaktif menggunakan laman kahoot.it di tengah pembelajaran. Kuis tersebut menjadi primadona karena ternyata pada pembelajaran selanjutnya peserta didik kecewa dengan tidak adanya lagi kuis tersebut. Selain itu, evaluasi dan refleksi juga dilakukan menggunakan papan padlet yang ditayangkan di smartboard, tujuannyasupaya menjadi acuan perbaikan untuk guru dan peserta didik pada pembelajaran selanjutnya.
Sebelum pembelajaran dilakukan dengan inovasi-inovasi tersebut, hasil rata-rata nilai tugas peserta didik di kelas hanya sekitar 75 (atau standar nilai baik minimum). Kegiatan pembelajaran juga kurang variatif dan cenderung berpusat pada guru dan buku. Akan tetapi, setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint, kuis kahoot, dan papan padlet, nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 80 ke atas. Pembelajaran juga menjadi lebih interaktif dalam bertanya dan menanggapi umpan dari guru. Peserta didik lebih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran yang memiliki variasi kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan perubahan-perubahan tersebut, dapat disimpulkan pembelajaran telah melewati tiga tahapan berupa input, proses, dan output. Input yang dilaksanakan dalam pembelajaran menggunakan stimulus yang diterima peserta didik dari materi yang ditayangkan dalam media powerpoint. Menimbulkan proses yang memotivasi peserta didik dalam berpikir ilmiah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam kuis dari laman kahoot.it. Selanjutnya pada tahapan akhir output ditulis atau disimpulkan dalam papan padlet. Berdasarkan tahapan proses pembelajaran yang telah disusun guru. Guru memiliki hipotesa pembelajaran dengan memanfaatkan ketertarikan peserta didik dengan teknologi dapat meningkatkan minat dan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Jawa,
57 Responses