Beberapa hari yang lalu kita baru saja memperingati hari guru atau ada juga yang mengatakan HUT PGRI, merujuk kepada sejarah kedua istilah itu benar adanya. Twibonnze hari guru bertebaran dimana mana dan di upload secara meriah di semua medsos. Dengan slogan dan semangat baru yang di gemakan, sebagai sebuah tanda bahwa para guru siap menghadapi segala situasi yang semakin tak terduga, dan salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet.
ada sebuah pertanyaan menggelitik yang berputar dipikiran saya : haruskah kita mengadaptasi metode dan pola pendidikan dari bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian kita sebagai bangsa timur. Sementara beban yang ada di pundak para pendidik adalah harus mencetak siswa yang berkarakter baik. Maka dari itu, ada baiknya kita ingat lagi filosofi pendidikan di Indonesia yang di gagas oleh bapak Pendidikan kita ki hajar Dewantara :
ing Ngarsa sung Tuladha
ing madya mangun karsa
Tut wuri Handayani
ing ngarsa sung tuladha
guru adalah contoh dan sebuah role model yang dilihat dan ditiru siswanya, seperti sebuah kata mutiara : satu tauladan akan lebih baik dari seribu perintah, maka suri tauladan adalah unsur penting pendidikan karakter
ing madya mangun karsa
anak didik kita adalah pribadi pribadi yang khas dan berbeda beda. Hal ini karena mereka berasal dari lingkungan yang berbeda beda, maka di tengah para guru harus membangun semangat agar dari lingkungan aoapun mereka berasal tetap menjadi pribadi yang siap membangun karakter yang baik
Tut Wuri Handayani
anak didik kadang mengalami bad mood, loyo dan tidak bersemangat, maka kewajiban para guru untuk memompa semangat mereka agar bisa kembali bersemangat seperti semula
inilah filosofi pendidikan Indonesia yag sebenarnya sudah di adaptasi di system pendidikan berbagai negar, tentu dengan tanpa membuat idiom yang sama, maka marilah kita menggunakan filosofi ini dengan sebaik baiknya
289 Responses